Take a photo of a barcode or cover

satriafii 's review for:
The Midnight Library
by Matt Haig
sad
slow-paced
Plot or Character Driven:
A mix
Strong character development:
Complicated
Loveable characters:
No
Diverse cast of characters:
Yes
Flaws of characters a main focus:
Yes
Selesai baca: 05.10.2021
Rate: ⭐
Rate: ⭐
Aku kurang menyukai buku ini. Meskipun demikian, aku kira perlu untuk menuliskan semua yang aku pikirkan dari buku ini.
Konsep dasar dari cerita ini sebenarnya lumayan menarik: mencoba berbagai keputusan untuk hidup. Melalui Perpustakaan Tengah Malam yang ada diantara hidup dan mati namun masih memungkinkan untuk mati.
Tidak adanya penjelasan mendalam mengenai mengapa Nora depresi dan mengapa Perpustakaan Tengah Malam itu ada oleh Nora, menjadikan lubang pertanyaan yang besar buatku. Aku paham bagaimana rasanya depresi karena tidak mempunyai tujuan dan merasa sama sekali tidak berguna, tapi Nora berbeda. Dia begitu keras disokong oleh banyak orang untuk tetap hidup. Dia punya begitu banyak kewajiban yang dia anggap sebagai hal kecil dan sama sekali tidak penting.
Sepanjang cerita juga banyak disajikan filosofi Thorou dari bukunya berjudul Walden (yang akhir-akhir ini sedang naik daun karena drama Hometown Cha Cha Cha). Aku belum pernah membaca bukunya, namun pernah sekilas melihat pembahasan mengenai buku ini pada topik minimalisme. Kalau dan jika kalau Walden mengantarkan minimalisme kepada Nora, rasanya tidak akan susah untuk mensyukuri dan memperbaiki hidupnya. Kalau dan jika kalau Nora juga benar-benar mempelajari filosofi itu.
Hal paling parah dari buku ini adalah akhir yang bahagia.
Kalau akhir yang dipilih oleh penulis sedikit lebih kejam untuk Nora, mungkin aku akan menerimanya. Tapi untuk akhir yang bahagia, sama sekali tidak aku terima. Dia sudah mencoba banyak hal, dia ingin mati, dia dibujuk untuk tetap hidup oleh banyak orang, tapi dia tetap ingin mati. Baru setelah Nora mencicipi banyak kehidupan dia memutuskan untuk hidup? no. nononononono.