Take a photo of a barcode or cover

satriafii 's review for:
Pasukan Buzzer (Comment Corps)
by Chang Kang-myoung
dark
informative
medium-paced
Plot or Character Driven:
Plot
Strong character development:
No
Loveable characters:
No
Diverse cast of characters:
No
Flaws of characters a main focus:
No
Aku suka jalan ceritanya, aku suka twist yang dihadirkan, aku juga suka dengan bahasa yang digunakan, aku juga sangat suka dengan ketidakjelasan penokohan yang ada (jadi aku sah kalau bingung dengan si A dan Pak Ketua adalah orang yang sama atau bukan), aku cukup terganggu dengan bagaimana menjinjikkannya kebiasaan tokoh-tokoh disini bermain perempuan. Hanya saja, aku kurang paham dengan kisah-kisah politik yang disebutkan di buku ini. Bukan sepenuhnya salah siapapun, hanya memang aku yang belum banyak mengerti politik apalagi politik negeri gingseng itu. Andaikan aku lebih paham dengan apa yang terjadi pada kisah-kisah politik itu, mungkin aku bisa lebih mudah tertawa, meringis, atau menghujat cerita ini.
Awalnya, aku berharap kalau Pasukan Buzzer bisa dijadikan film atau drama. Tapi aku urungkan harapan itu karena permainan wanita disini benar-benar menjinjikkan. Mungkin, itu disengaja oleh penulis; menunjukkan kalau perempuan di Korea banyak yang sekadar menjadi hiburan semata. Bukan di Korea saja sebenarnya. Tapi konteks buku ini demikian.
Salah satu daftar bacaanku saat ini juga ada yang membahas mengenai perempuan di Indonesia. Mungkin nantinya aku bisa membandingkan bagaimana pandangan penulis Korea dan penulis Indonesia terhadap fenomena "perempuan hiburan" ini.
Mengenai inti ceritanya, aku mengira kalau 90% kemungkinan cerita ini benar-benar nyata. Bukan hanya di Korea, di Indonesia juga demikian, malah dengan pengalamanku yang kerap melihat lowongan pasukan buzzer yang bertebaran dimana-mana semakin meningkatkan kemungkinan (mungkin 95%). Aku kurang tahu apakah permainan psikologis juga dimainkan oleh pasukan buzzer Indonesia, tapi yang jelas, teknologi serupa (menyaring kata-kata tertentu untuk dikomentari dengan beberapa baris kode dan menyerang orang-orang yang berbeda pendapat dan menghancurkan satu kumpulan di internet) memang dilakukan untuk kepentingan tertentu. Meskipun nyatanya aku bahkan tidak bisa meraba kepentingan golongan mana.
Buku ini sangat aku rekomendasikan untuk bacaan ringan orang-orang yang tertarik dengan politik Korea (kebanyakan dibahas, tapi dunia hiburan juga tidak ketinggalan dibahas disini). Hanya saja, tolong perhatikan bahasa yang menyebalkan yang digunakan pada perempuan.
Awalnya, aku berharap kalau Pasukan Buzzer bisa dijadikan film atau drama. Tapi aku urungkan harapan itu karena permainan wanita disini benar-benar menjinjikkan. Mungkin, itu disengaja oleh penulis; menunjukkan kalau perempuan di Korea banyak yang sekadar menjadi hiburan semata. Bukan di Korea saja sebenarnya. Tapi konteks buku ini demikian.
Salah satu daftar bacaanku saat ini juga ada yang membahas mengenai perempuan di Indonesia. Mungkin nantinya aku bisa membandingkan bagaimana pandangan penulis Korea dan penulis Indonesia terhadap fenomena "perempuan hiburan" ini.
Mengenai inti ceritanya, aku mengira kalau 90% kemungkinan cerita ini benar-benar nyata. Bukan hanya di Korea, di Indonesia juga demikian, malah dengan pengalamanku yang kerap melihat lowongan pasukan buzzer yang bertebaran dimana-mana semakin meningkatkan kemungkinan (mungkin 95%). Aku kurang tahu apakah permainan psikologis juga dimainkan oleh pasukan buzzer Indonesia, tapi yang jelas, teknologi serupa (menyaring kata-kata tertentu untuk dikomentari dengan beberapa baris kode dan menyerang orang-orang yang berbeda pendapat dan menghancurkan satu kumpulan di internet) memang dilakukan untuk kepentingan tertentu. Meskipun nyatanya aku bahkan tidak bisa meraba kepentingan golongan mana.
Buku ini sangat aku rekomendasikan untuk bacaan ringan orang-orang yang tertarik dengan politik Korea (kebanyakan dibahas, tapi dunia hiburan juga tidak ketinggalan dibahas disini). Hanya saja, tolong perhatikan bahasa yang menyebalkan yang digunakan pada perempuan.
Graphic: Cursing, Sexual assault, Sexual content, Slavery, Murder, Sexual harassment
Minor: Panic attacks/disorders